" Whatever ", bukan kata itu Vi. Tapi setidaknya di sudut ruang gelapmu,
kau masih peduli. bungkam. tutup saja telingamu, agar kau makin
tersesat. Tapi jika kau masih memakai topeng itu, hentikan sandiwara
ini. Berlarilah. Dan jangan pernah kembali lagi.
Kemudian Vian berlalu. Ia pergi dengan ragu. pedang tajam menusuk hatinya. Ia menangis dan berlalu. Terkadang, Ia bingung, apa tujuannya berlari. Menghindar ataukah menghilang???satu kisah baru kini 'kan dia jalani, mesti dengan ambisi sesat. Hanya karena dia pernah terjebak dalam fatamorgana hati. tapi ini bukanlah alasan pasti. Dia imani, semuanya untuk MIMPI...
-Mata merekam setiap kejadian hidup kita.Dari mata kita bisa melihat perbedaan pandangan hidup manusia.Hidup itu nggak mungkin lengkap kalo nggak ada perbedaan di dalamnya. Seperti halnya kisah hidup kita. Berani bercerita, berarti siap menerima aspirasi dan menjadi inspirasi hidup untuk orang lain-
Rabu, 25 Juli 2012
Jumat, 06 Juli 2012
"Ttrr...trr". Geram. Angkuh.
inikah fatamorgana? yang kian lama menculik senjaku?
Menunda bahagiaku atas kehangatan sinarnya. Musnah, tiada berujung. " Heyy...Tuhankah disana? " kata ku menuntut. Memang, ini ilusiku. Aku terbentur oleh keadaan alam. Terjebak?atau tersesat?? "Huufth! bukan. ", ini aku. diriku yang tlah lama bersembunyi di balik kecaggungan. mentari pun tau, ini bukan aku. Langit? langit...? mungkin dia berprasangka buruk terhadapku. Seandainya dia mengingat, mungkin dia tak akan berteriak dan memberikan mendung untukku. Lantas, siapa lagi yang tau tentangku??Tuhan??? dimanakah dia??? apa engkau melihatku?? melihat mayat hidup yang enggn kau jemput???jangan lagi mengajakku bercanda tuhan...! aku mati - matian. merengkuh segumpulan uap yang aku bimbing tuk hiasi dunia-Mu....Lantas, untuk apa langit berteriak? melihat kecerbohan hidupku. atau dia malah menetawakanku?? teka - teki MU sungguh misterius...
Langganan:
Postingan (Atom)