mata - mata hidup

Selasa, 31 Januari 2012

:: Surat untuk Merpati Jantan

Merpati nan rupawan,
kau terbang diantara sekerumunan awan putih nan luas. Dengan yakin, kepakkan sayap - sayapmu. Biuskan angin yang menghempas pada alurku. Ku marah, ketika kau menyandingi terbangku. Ku tak mau kalah dengan keyakinanmu. Meski ku sadar, merpati kecil sepertiku terlalu sederhana untuk mejadi rivalmu. Sulit diungkapkan. Meski keras, tapi indah merasuki jiwa merpati kecil ini. Membuatku yakin menuju sirkuitku.

Merpati nan ku benci,
Kau terlalu hebat untuk menjadi rivalku. Kau terlalu sombong nan angkuh bagiku. Tapi entah, bersaing denganmu membuatku menangis haru. Bangga bersamamu. Hingga aku tak mampu menjauh darimu. Ku tau, ini tak baik untukku. Karna aku pun juga harus meneruskan petaku. Meski di setiap hembusan nafas ini slalu tersimpan anganku tuk bersamamu.

Merpati nan ku banggakan,
Aku takut jatuh disana. Dimana aku harus berpisah dari rumpunan jejak - jejak kita. Karena tujuan kita berbeda. Kau suka angin yang bersahabat, dan aku suka angin kencang. Kau lebih suka terbang bebas nan teratur, aku lebih suka membalap dan bebas. Aku rindu ajaranmu. Dimana kau selalu mengingatkanku dulu. Cara mudah untuk menjalani semua. Meski dulu, kerap kali kau ingatkanku. " Jangan terbang terlalu tinggi. ", tapi aku lalai. Aku terlalu bersemangat bersamamu. hingga ku lupa. kau adalah merpati jantan. yang lebih menyukai kebebasan dan memiliki kekuatan untuk terbang tinggi. Sedangkan aku, hanyalah merpati buruk rupa nan terikat pada rantai kecil dan harus kembali ke pagupon kala gelap datang.

Merpati nan menjengkelkan,
Ku benci padamu. Kau tinggalkan jejakmu di tanah sekitar paguponku. Mengingatkanku pada tajamnya matamu. Hiingga ku iri, ingin menyusulmu dan kembali bersaing di sampingmu. Mengarungi samudera yang belum pernah kita singgahi. Meski ku sadar, kita berbeda. Ingin ku lupakan saja bayangmu. Namun, Fatamorganamu slalu hantuiku. Mengais jejak - jejak berliku yang pernah kita hadapi. Dimana aku bisa merasakan kasihmu. Kau menjagaku, kau kasihi aku. Aku rindu itu.

Merpati jantan nan Bijaksana,
Aku takut. Tapi aku harus yakin. Kau harus tempuh jalan itu. Bukan slalu untuk ajari aku untuk terbang. Kau juga punya alur. Yang harus kau tempuh untuk indukmu. Doaku slalu disetiap jejakmu. Pundi - pundi udaraku, menyesakkan nurani. Bercabang bagai ranting yang slalu menjadi tempat peristirahattan kita. Terbanglah bersama keyakinanmu. Dan yakinlah, aku slalu bernyanyi untukmu... Yakinkan aku, bahwa kau tetap rivalku yang ku rindu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar